

Short squeeze merupakan konsep krusial dalam pasar keuangan yang wajib dipahami setiap investor. Short selling—dikenal juga sebagai shorting—adalah strategi yang umum digunakan trader untuk meraih keuntungan dari penurunan harga aset. Strategi ini menjadi alat utama dalam pengelolaan risiko penurunan, hedging posisi eksisting, atau sebagai sinyal pandangan bearish terhadap suatu aset atau pasar.
Meskipun demikian, short selling mengandung risiko sangat tinggi. Risiko ini tidak hanya muncul karena harga aset secara teori tidak memiliki batas atas, tetapi juga akibat “short squeeze”—pembalikan pasar yang tiba-tiba dan tajam sehingga menekan posisi short. Saat terjadi short squeeze, harga melonjak mendadak dan banyak pelaku short terjebak. Mereka pun segera berupaya keluar dari posisi untuk membatasi kerugian ketika harga bergerak berlawanan arah dengan posisi mereka.
Short squeeze terjadi ketika harga aset naik secara cepat, dan dipicu oleh banyak pelaku short yang terpaksa menutup posisi pada waktu bersamaan. Dinamika ini menciptakan volatilitas luar biasa di pasar.
Untuk memahami mekanismenya, perlu diketahui bahwa pelaku short bertaruh harga akan turun. Ketika harga justru naik, kerugian pun bertambah. Seiring kenaikan harga, pelaku short dapat terpaksa menutup posisi—baik secara otomatis lewat stop-loss, melalui likuidasi paksa broker, maupun secara sukarela agar terhindar dari kerugian lebih lanjut.
Inti dari mekanisme ini adalah trader harus membeli kembali aset untuk menutup posisi short. Tekanan beli tersebut memicu efek umpan balik: semakin banyak pelaku short menutup posisi, harga makin terdorong naik. Hal ini sering menyebabkan lonjakan volume perdagangan dan pergerakan harga yang tajam.
Intensitas short squeeze bergantung pada besarnya minat short yang terbuka. Semakin banyak posisi short, semakin mudah tercipta gelombang penutupan, dan volatilitas squeeze pun makin besar. Dengan kata lain, semakin banyak likuiditas yang terikat di posisi short, semakin tinggi potensi volatilitas squeeze. Dalam konteks ini, short squeeze sementara meningkatkan permintaan saat pasokan menurun.
Ada juga fenomena sebaliknya—walau lebih jarang—yakni long squeeze. Pada long squeeze, posisi long mendapat tekanan jual besar-besaran hingga harga turun tajam.
Short squeeze bermula saat tekanan beli di pasar tiba-tiba meningkat. Volatilitas muncul karena trader berlomba menutup posisi short secepat mungkin. Proses ini dipengaruhi kombinasi faktor: eksekusi order stop-loss pada harga lebih tinggi dan aksi keluar manual oleh pelaku short yang panik.
Short squeeze dapat terjadi di semua pasar keuangan yang memungkinkan short selling. Secara khusus, ketika shorting dibatasi atau tidak tersedia, pasar rentan terhadap bubble harga. Tanpa opsi bertaruh melawan aset, harga bisa naik tak terkendali dalam jangka waktu lama.
Prasyarat umum squeeze adalah dominasi posisi short dibanding posisi long. Ketika short jauh lebih banyak daripada long, terdapat daya beli laten yang berpotensi memicu squeeze. Karena itu, rasio long/short menjadi alat penting bagi trader dalam menganalisis sentimen pasar.
Trader profesional kerap mengantisipasi squeeze, masuk ke posisi long sebelum pergerakan terjadi dan mengakumulasi aset sejak awal. Ketika squeeze terjadi, mereka dapat menikmati lonjakan harga yang signifikan.
Squeeze sering dijumpai di pasar saham. Faktor pemicu biasanya berupa sentimen negatif terhadap perusahaan, persepsi harga terlalu tinggi, dan volume posisi short yang besar. Bila ada berita positif tak terduga, aksi tutup posisi short secara massal dapat mendorong lonjakan harga yang spektakuler.
Tesla menjadi contoh klasik. Selama bertahun-tahun, Tesla adalah saham yang paling banyak di-short dalam sejarah. Meskipun tekanan short sangat tinggi, saham Tesla justru mengalami kenaikan besar dan menimbulkan kerugian dalam jumlah besar bagi pelaku short yang bertaruh melawan saham tersebut.
Squeeze juga sangat umum di pasar cryptocurrency, terutama pada Bitcoin. Pasar derivatif Bitcoin dikenal dengan leverage tinggi sehingga posisi mudah dilikuidasi meski harga bergerak sedikit. Squeeze short maupun long kerap terjadi, sehingga investor perlu mengelola leverage dan risiko secara cermat guna menghindari likuidasi paksa.
Misalnya, setelah periode stabil, harga Bitcoin kadang bergerak tajam secara mendadak. Pada saat itu, sentimen bearish mendominasi dan banyak trader masuk posisi short, berharap tren berlanjut. Namun, jika harga melonjak, level support sebelumnya bisa tidak dicapai untuk jangka waktu lama. Pergerakan tajam ini sering dipicu aksi tutup short secara agresif—contoh nyata squeeze dalam praktiknya.
Platform crypto trading terkemuka menyediakan data open interest dan likuidasi yang memungkinkan trader memantau dinamika squeeze secara real-time.
Singkatnya, squeeze adalah peristiwa pasar di mana pelaku short terjebak dan harus menutup posisi secara cepat, sehingga harga terdorong naik—bahkan sangat tajam. Mekanisme efek umpan balik ini dapat memicu pergerakan harga yang sangat volatil.
Squeeze sangat berisiko di pasar leverage tinggi. Jika banyak pelaku pasar menggunakan leverage secara bersamaan, pergerakan harga bisa terjadi secara eksponensial karena satu likuidasi memicu likuidasi berikutnya secara berantai.
Sebelum membuka posisi short, trader harus benar-benar memahami risiko dan mekanisme squeeze. Tanpa pemahaman ini, kerugian besar atau bahkan kehilangan seluruh modal sangat mungkin terjadi. Manajemen risiko yang kuat serta pemahaman mendalam tentang dinamika pasar—khususnya terkait squeeze—merupakan kunci bagi siapa saja yang trading dengan eksposur short.
Squeeze adalah skenario pasar di mana trader dengan posisi short terpaksa menutup posisi seiring harga naik, sehingga tekanan beli meningkat dan reli semakin cepat. Pemegang posisi long berpeluang meraih keuntungan instan saat terjadi squeeze.
Dalam bahasa Inggris, “squeeze” berarti menekan, memampatkan, atau memaksa sesuatu ke ruang yang lebih kecil. Di pasar kripto, istilah ini merujuk pada periode likuiditas rendah dan pergerakan harga tajam—baik naik maupun turun.
Squeeze adalah strategi trading yang bertujuan memperoleh keuntungan dari pergerakan harga ekstrem di aset kripto, dengan memanfaatkan kondisi likuiditas ketat dan volatilitas tinggi.











