
Grafik: https://www.gate.com/trade/BTC_USDT
Pada 18 November 2025, Bitcoin jatuh di bawah $90.000 dan bergerak di kisaran $89.420–$89.950. Koreksi ini menghapus hampir seluruh kenaikan tahun 2025, dengan kondisi pasar yang semakin lesu. Realisasi profit dan arus keluar modal investor menjadi faktor utama, sehingga minat risiko menurun dan tekanan jual jangka pendek makin tinggi.
Rata-rata bergerak 50 hari (MA50) Bitcoin hampir menembus rata-rata bergerak 200 hari (MA200), membentuk pola death cross yang sudah umum di komunitas kripto Indonesia. Pola ini biasanya menandakan tren bearish jangka menengah. Data historis memperlihatkan bahwa setelah death cross, Bitcoin cenderung menghadapi tekanan jangka pendek secara berkelanjutan. Baik rata-rata bergerak jangka pendek maupun volume transaksi menunjukkan bahwa tekanan jual di pasar meningkat tajam.
Sejumlah analis menekankan area support penting pada kisaran $85.000–$87.000. Jika harga terus merosot, kemungkinan akan menuju rentang tersebut dan berpotensi memicu kepanikan jangka pendek. Volume transaksi dan indikator teknis menunjukkan bahwa bila level support ini gagal bertahan, koreksi turun bisa semakin dalam dalam waktu singkat.
Walaupun risiko penurunan masih besar, peluang rebound tetap terbuka:
Dalam kondisi pasar yang sangat fluktuatif saat ini, investor dapat mempertimbangkan:
Bitcoin turun di bawah $90.000, sentimen jangka pendek melemah, dan pola death cross teknikal meningkatkan risiko penurunan dalam waktu dekat. Namun, Bitcoin mendapat support di sekitar $90.000 dan sinyal oversold membuka peluang rebound teknikal. Investor disarankan tetap rasional, mengelola posisi dengan cermat, serta menetapkan titik take profit dan stop loss untuk menghadapi volatilitas pasar yang tinggi. Di tengah situasi di mana risiko dan peluang berjalan berdampingan, kewaspadaan menjadi hal yang sangat penting.





