Ryan Rasmussen, Kepala Riset Bitwise, mengungkapkan dalam wawancara dengan Yahoo Finance bahwa Bitcoin masih berada di jalur untuk mencapai harga target US$200.000 pada tahun 2026. Ia menegaskan koreksi harga saat ini tidak mengubah tren utama, melainkan menunjukkan volatilitas alami yang wajar bagi pasar yang semakin dewasa.
Rasmussen menilai Bitcoin mendekati titik terendah jangka pendek, yang dipengaruhi oleh penurunan minat risiko dan arus modal setelah peluncuran ETF Bitcoin spot. Ia menyoroti bahwa Bitcoin menjadi pemimpin dalam penurunan pasar sejak pertengahan Oktober dan berpotensi menjadi penggerak utama dalam pemulihan berikutnya.
Menanggapi dampak ETF Bitcoin spot, Rasmussen menjelaskan bahwa instrumen ini telah memperdalam likuiditas pasar dan menciptakan dinamika lintas pasar yang baru. Ia menyebut Bitcoin sebagai salah satu teknologi paling penting dalam 15 tahun terakhir. Keterlibatan institusi memperluas partisipasi dan likuiditas pasar, namun juga meningkatkan volatilitas di saat risiko meningkat.
Rasmussen menekankan bahwa profil pembeli pasar kini semakin stabil, dengan lebih banyak investor jangka panjang—seperti manajer kekayaan dan penasihat investasi—yang rutin memasukkan Bitcoin ke portofolio standar dan melakukan rebalancing. Permintaan berkelanjutan ini membantu menurunkan volatilitas secara keseluruhan, meski pergerakan harga tetap terjadi dalam jangka pendek.
Rasmussen mencatat bahwa gelombang pembelian treasury korporasi sudah mereda tahun ini, sebagian karena penurunan pasar di bulan Oktober. Namun, ia melihat tren kenaikan berlanjut dalam jangka menengah, seiring arus modal institusional dari manajer kekayaan, dana abadi, dana pensiun, korporasi, hingga entitas pemerintah—yang menciptakan ketidakseimbangan suplai dan permintaan sehingga mendorong kenaikan harga.
Ia menekankan bahwa Bitcoin berkinerja optimal di lingkungan suku bunga rendah dan meningkatnya minat risiko. Pasar pada umumnya memproyeksikan tidak ada penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC Desember. Karena itu, investor mulai mengarahkan perhatian ke tahun 2026.
Rasmussen tidak memperkirakan Bitcoin akan mencapai US$200.000 dalam waktu dekat tahun ini, namun tetap yakin kripto ini akan mencapai target tersebut pada 2026. Ia meyakini arus modal institusional yang konsisten akan menciptakan kelebihan permintaan struktural yang mendukung harga Bitcoin lebih tinggi.
Akses perdagangan BTC spot di sini: https://www.gate.com/trade/BTC_USDT

Berdasarkan analisis pasar dan arus modal institusional yang terus bertambah, Bitcoin kemungkinan besar akan tetap mengalami volatilitas harga dalam jangka pendek. Namun, permintaan struktural yang kuat di jangka menengah mendukung prospek tercapainya harga US$200.000 pada tahun 2026. Dengan semakin banyak manajer kekayaan, dana abadi, dan modal korporasi yang masuk ke pasar, ketidakseimbangan suplai dan permintaan Bitcoin akan semakin terlihat jelas. Bagi investor, koreksi saat ini bisa menjadi peluang menarik untuk penempatan jangka panjang, sementara arus modal institusional yang berkelanjutan berpotensi menjadi pendorong utama kenaikan harga di masa depan.





