Rekt adalah istilah slang di dunia kripto yang menggambarkan investor mengalami kerugian besar akibat trading dengan leverage. Berasal dari slang internet "wrecked," istilah ini merujuk pada situasi di mana volatilitas harga menyebabkan margin trader tidak cukup untuk mempertahankan posisi terbuka, sehingga terjadi likuidasi paksa. Di pasar cryptocurrency yang sangat volatil, rekt adalah hal yang umum, sering kali berujung pada kerugian finansial besar atau bahkan akun trader benar-benar hilang.
Rekt dalam trading cryptocurrency memiliki beberapa ciri penting:
Mekanisme pemicu: Jika harga pasar bergerak tidak sesuai harapan dan ekuitas akun (margin) jatuh di bawah margin pemeliharaan, bursa kripto atau platform trading otomatis melakukan likuidasi paksa.
Sistem peringatan: Banyak platform trading memiliki ambang peringatan, memberi notifikasi saat rasio risiko akun mendekati batas likuidasi, sehingga pengguna punya kesempatan menambah margin.
Efek berantai likuidasi: Likuidasi berskala besar sering menciptakan cascading likuidasi, di mana satu putaran likuidasi memicu pergerakan harga lebih lanjut, menyebabkan semakin banyak trader yang terkena rekt.
Mekanisme bursa kripto: Setiap bursa kripto punya prosedur likuidasi berbeda, termasuk likuidasi sebagian dan seluruh akun, yang memengaruhi besaran kerugian pengguna.
Nilai prediksi pasar: Data likuidasi sering dipakai trader profesional sebagai indikator sentimen pasar, di mana likuidasi besar-besaran bisa jadi sinyal titik balik harga.
Rekt berdampak besar pada pasar cryptocurrency:
Likuidasi memperbesar volatilitas pasar dan menciptakan efek berantai likuidasi pada harga. Saat banyak posisi long atau short ditutup paksa, harga terdorong makin jauh ke arah semula, menciptakan air terjun likuidasi khas. Fenomena ini sangat terlihat pada aset utama seperti Bitcoin, di mana fluktuasi harga harian bisa mencapai 10–20% saat terjadi likuidasi massal.
Mekanisme likuidasi sering memberikan keuntungan bagi bursa kripto. Di beberapa bursa kripto terpusat, aset dari posisi yang dilikuidasi sebagian dikumpulkan sebagai pendapatan bursa kripto. Popularitas trading leverage juga meningkatkan volume transaksi, menghasilkan lebih banyak pendapatan dari biaya trading untuk bursa kripto.
Data likuidasi kini jadi indikator penting untuk analisis pasar. Platform seperti Coinglass secara khusus melacak dan menampilkan data likuidasi dari bursa kripto global utama, membantu trader membaca sentimen pasar dan potensi titik balik harga.
Risiko finansial: Dalam trading leverage, likuidasi dapat menyebabkan hilangnya seluruh modal awal, bahkan terkadang kerugian melebihi modal awal.
Tekanan psikologis: Mengalami likuidasi sering menimbulkan tekanan mental berat pada trader, berpotensi memicu trading balas dendam yang justru menambah kerugian.
Risiko manipulasi pasar: Trader besar bisa memanfaatkan sensitivitas pasar pada harga likuidasi dengan sengaja menggerakkan harga untuk memicu cascading likuidasi demi keuntungan.
Risiko sistemik: Dalam kondisi ekstrem, likuidasi besar-besaran dapat menyebabkan turunnya likuiditas bursa kripto, kelebihan beban sistem, atau bahkan keruntuhan platform.
Tantangan regulasi: Minimnya transparansi mekanisme likuidasi dan perlindungan pengguna menjadi perhatian utama dalam regulasi cryptocurrency.
Dalam dunia cryptocurrency, rekt berperan sebagai mekanisme manajemen risiko sekaligus cerminan volatilitas pasar. Seiring perkembangan pasar dan regulasi yang makin baik, platform trading terus meningkatkan mekanisme likuidasi, menambah transparansi, dan memperkuat perlindungan pengguna. Bagi trader, memahami prinsip likuidasi, bijak menggunakan leverage, menetapkan stop-loss, dan memastikan margin yang cukup adalah kunci utama agar terhindar dari rekt.
Bagikan