Apa arti langkah Vanguard Group, Bank of America, dan Charles Schwab memasuki dunia kripto?

Sumber: Galaxy; Diterjemahkan oleh: Jinse Finance

Selasa lalu, Bank of America (BofA) mengumumkan bahwa mulai Januari 2026, penasihat keuangannya akan diizinkan merekomendasikan investasi Bitcoin kepada klien. Pada saat itu, empat ETF Bitcoin spot AS akan tersedia di platform manajemen kekayaan milik bank tersebut (termasuk Merrill Lynch, Bank of America Private Bank, dan Merrill Lynch). Sementara itu, Chief Investment Officer Bank of America, Chris Hyzy, menyarankan agar 1% hingga 4% portofolio investasi dialokasikan ke Bitcoin, sejalan dengan saran Morgan Stanley pada bulan Oktober.

Pada hari yang sama, Vanguard Group membuka platformnya untuk ETF dan reksa dana kripto pihak ketiga. Sebelumnya telah dilaporkan bahwa perusahaan ini sedang mempertimbangkan langkah tersebut. Produk baru yang diluncurkan mencakup Bitcoin, Ethereum, Ripple, dan Solana.

Sementara itu, Charles Schwab telah menetapkan jadwal peluncuran perdagangan spot Bitcoin dan Ethereum, dengan target pada pertengahan 2026. CEO Charles Schwab, Rick Wurster, mengungkapkan rencana perusahaan ini dalam wawancara dengan CNBC pada 18 Juli.

Pandangan Galaxy:

Kisah adopsi institusional terhadap kripto masih terus berlanjut.

Pada briefing 17 Oktober, kami melaporkan bahwa Morgan Stanley telah mencabut pembatasan penasihat keuangannya untuk menggunakan dana kripto, dan Bank of America juga mengikuti langkah ini; selain itu, kami melaporkan bahwa Vanguard berencana menawarkan dana kripto kepada kliennya, serta Citigroup yang berencana meluncurkan layanan kustodian kripto pada 2026.

Tiga dari empat broker besar AS kini telah mencabut pembatasan investasi kripto: Bank of America mencabut pembatasan minggu ini, Morgan Stanley pada Oktober, dan Wells Fargo Advisors telah menambahkan ETF Bitcoin spot ke daftar rekomendasi di platform broker mereka beberapa bulan lalu. Satu-satunya yang belum mencabut pembatasan adalah UBS Financial Services. Meski jarang terdengar kabar UBS di bidang kripto, perusahaan ini menyediakan jalur investasi kripto yang terbatas dan bersyarat untuk klien tertentu. Mungkin alasan UBS belum melonggarkan pembatasan karena kantor pusat induknya berada di Swiss, sehingga mereka menghadapi hambatan regulasi yang lebih banyak, dan UBS juga harus mempertimbangkan bisnis global serta perhatian terhadap klien non-Amerika.

Selain broker besar, manajer aset terbesar kedua di dunia, Vanguard, juga mulai mengizinkan kliennya untuk memperdagangkan ETF dan reksa dana kripto. Dilaporkan, langkah ini telah dipersiapkan sejak akhir September, yang sangat kontras dengan sikap skeptis Vanguard terhadap kripto sebelumnya. Ketika ETF Bitcoin spot AS diluncurkan pada tahun 2024, Vanguard pernah mengatakan kepada Business Insider:

“Meski kami terus mengevaluasi layanan pialang kami dan menilai kemungkinan produk baru memasuki pasar, ETF Bitcoin spot tidak akan tersedia untuk dibeli di platform Vanguard. Kami juga tidak berencana menawarkan ETF Bitcoin Vanguard atau produk terkait kripto lainnya.”

“Kami percaya produk-produk ini tidak sejalan dengan fokus kami pada kategori aset seperti saham, obligasi, dan kas, yang menurut Vanguard merupakan dasar untuk membangun portofolio investasi jangka panjang yang seimbang.”

Perubahan sikap ini terutama didorong oleh permintaan klien. Seiring kripto mendapatkan pengakuan regulasi dan semakin terintegrasi ke dalam sistem keuangan tradisional, investor semakin ingin mendapatkan peluang investasi terkait agar tidak kehilangan potensi keuntungan. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang membuka saluran perdagangan, tekanan persaingan pun meningkat, terutama ketika pasokan backend tidak lagi menjadi hambatan. SEC AS telah menyederhanakan proses pencatatan ETF kripto; pilihan produk yang tersedia semakin beragam, memberikan lebih banyak opsi bagi investor; pertumbuhan aset kelolaan juga meningkatkan likuiditas.

Vanguard tidak hanya mengizinkan perdagangan ETF Bitcoin spot, tetapi juga beberapa reksa dana kripto lain dan kemungkinan akan mendukung lebih banyak produk kripto yang memenuhi standar regulasi, sedangkan Bank of America (BofA) pada Januari hanya mengizinkan perdagangan empat ETF Bitcoin spot. Perlu dicatat bahwa Vanguard tidak merekomendasikan alokasi portofolio Bitcoin tertentu. Keputusan untuk mengizinkan perdagangan dana kripto lebih mencerminkan filosofi memberikan lebih banyak pilihan kepada investor.

Kami pernah menyoroti sebelumnya bahwa membuka hambatan distribusi di pasar keuangan AS dapat melepaskan sekitar US$30 triliun aset yang dikelola oleh 300.000 penasihat keuangan. Dilaporkan, Bank of America melayani sekitar 70 juta klien dengan aset kelolaan lebih dari US$2 triliun; sedangkan Vanguard mengelola 50 juta akun dengan aset mencapai US$11 triliun. Jika digabungkan, peluang pasar mencapai US$13 triliun. Bahkan jika hanya 1% dialokasikan, itu bisa mendatangkan arus dana sekitar US$130 miliar, yang akan lebih dari dua kali lipat total arus masuk ETF kripto spot AS sejak diluncurkan.

Bitcoin menjadi yang pertama tersedia, Ethereum dan altcoin lain kemungkinan juga akan menyusul di platform yang belum mengadopsi mereka. Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, arus dana ini biasanya lebih stabil dan kurang sensitif terhadap volatilitas jangka pendek, yang pada gilirannya dapat mengurangi fluktuasi pasar dan menarik lebih banyak modal institusional.