Baru-baru ini, sebuah berita tentang kebocoran informasi pelanggan dari institusi keuangan telah menarik perhatian luas di internet. Diketahui, seseorang di forum luar negeri mengklaim dapat menjual data pelanggan dari beberapa institusi keuangan, mencakup berbagai bidang, termasuk informasi pelanggan dari beberapa bank dan perusahaan asuransi. Data yang diklaim bocor ini mencakup nama, nomor identifikasi, nomor telepon, informasi simpanan, dan alamat rumah serta informasi pribadi sensitif lainnya.
Terkait dengan peristiwa ini, banyak Institusi Keuangan yang terlibat segera memberikan tanggapan. Seorang pejabat terkait dari sebuah bank menyatakan bahwa mereka telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap "informasi pelanggan" yang diklaim. Setelah dibandingkan, ditemukan bahwa informasi pelanggan yang disebutkan tidak mengandung informasi rekening bank yang sebenarnya dari bank tersebut, dan juga tidak sesuai dengan elemen kunci dari informasi pelanggan yang sebenarnya. Bank tersebut percaya bahwa informasi pelanggan yang disebutkan kemungkinan besar adalah informasi palsu yang dipalsukan atau dirangkai oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan ilegal.
Demikian pula, institusi keuangan lain yang disebutkan juga memberikan tanggapan terhadap masalah ini. Sebuah perusahaan asuransi dan bank lainnya keduanya membantah keaslian informasi pelanggan yang konon dijual di dark web.
Peristiwa ini sekali lagi memicu kekhawatiran masyarakat tentang keamanan informasi pribadi. Meskipun institusi keuangan terkait telah membantah kemungkinan kebocoran informasi, praktik perdagangan ilegal yang menargetkan data privasi pelanggan tetap patut diwaspadai. Institusi keuangan dan lembaga pengawas terkait perlu lebih meningkatkan perlindungan terhadap informasi pelanggan, sementara masyarakat juga harus meningkatkan kesadaran akan keamanan informasi pribadi, dan waspada terhadap berbagai jenis penipuan dan pencurian informasi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
6
Bagikan
Komentar
0/400
0xSoulless
· 07-19 02:26
Suckers informasi masih bisa tidak bocor? Ketawa mati
Lihat AsliBalas0
GasFeeNightmare
· 07-17 11:19
Skema kebocoran data yang sudah biasa, jika bisa menghasilkan uang, pasti akan terbongkar.
Lihat AsliBalas0
SelfCustodyBro
· 07-16 04:06
Hehe, setiap tahun ada rumor.
Lihat AsliBalas0
TokenTaxonomist
· 07-16 04:06
ugh, kasus lain dari kebersihan kriptografi yang tidak memadai menurut pendapat saya... secara statistik tak terhindarkan di web2
Lihat AsliBalas0
Ser_APY_2000
· 07-16 03:58
Sudah bocor lagi? Hanya rutinitas biasa.
Lihat AsliBalas0
SmartContractRebel
· 07-16 03:56
Apa yang dikatakan bank tidak ada gunanya~ Jalan satu langkah lihat satu langkah saja
Banyak institusi keuangan membantah kebocoran informasi pelanggan dan mengingatkan publik untuk waspada terhadap penipuan
Baru-baru ini, sebuah berita tentang kebocoran informasi pelanggan dari institusi keuangan telah menarik perhatian luas di internet. Diketahui, seseorang di forum luar negeri mengklaim dapat menjual data pelanggan dari beberapa institusi keuangan, mencakup berbagai bidang, termasuk informasi pelanggan dari beberapa bank dan perusahaan asuransi. Data yang diklaim bocor ini mencakup nama, nomor identifikasi, nomor telepon, informasi simpanan, dan alamat rumah serta informasi pribadi sensitif lainnya.
Terkait dengan peristiwa ini, banyak Institusi Keuangan yang terlibat segera memberikan tanggapan. Seorang pejabat terkait dari sebuah bank menyatakan bahwa mereka telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap "informasi pelanggan" yang diklaim. Setelah dibandingkan, ditemukan bahwa informasi pelanggan yang disebutkan tidak mengandung informasi rekening bank yang sebenarnya dari bank tersebut, dan juga tidak sesuai dengan elemen kunci dari informasi pelanggan yang sebenarnya. Bank tersebut percaya bahwa informasi pelanggan yang disebutkan kemungkinan besar adalah informasi palsu yang dipalsukan atau dirangkai oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan ilegal.
Demikian pula, institusi keuangan lain yang disebutkan juga memberikan tanggapan terhadap masalah ini. Sebuah perusahaan asuransi dan bank lainnya keduanya membantah keaslian informasi pelanggan yang konon dijual di dark web.
Peristiwa ini sekali lagi memicu kekhawatiran masyarakat tentang keamanan informasi pribadi. Meskipun institusi keuangan terkait telah membantah kemungkinan kebocoran informasi, praktik perdagangan ilegal yang menargetkan data privasi pelanggan tetap patut diwaspadai. Institusi keuangan dan lembaga pengawas terkait perlu lebih meningkatkan perlindungan terhadap informasi pelanggan, sementara masyarakat juga harus meningkatkan kesadaran akan keamanan informasi pribadi, dan waspada terhadap berbagai jenis penipuan dan pencurian informasi.