Pemerintah telah terhenti selama enam hari, politik Washington terjebak dalam kebuntuan, tampaknya baik Partai Republik maupun Partai Demokrat tidak mau mengalah. Kedua belah pihak hampir tidak menunjukkan tanda-tanda melakukan negosiasi substansial, dan prospek untuk memulai kembali pemerintah federal tetap kabur.

Presiden Trump dalam wawancara dengan wartawan pada malam minggu menyalahkan sepenuhnya tanggung jawab pemerintah yang terhenti kepada Partai Demokrat, tetapi ia menghindari menjawab tentang departemen spesifik yang mungkin menghadapi pemutusan tenaga kerja. Pernyataan ini tidak diragukan lagi memperburuk suasana yang sudah tegang di kalangan politik Washington.

Saat ini, kedua pemimpin partai percaya bahwa opini publik cenderung mendukung posisi mereka sendiri, dan berharap dapat menekan pihak lawan dengan cara ini. Namun, sikap saling tidak mau berkompromi justru menghalangi kemungkinan kedua belah pihak untuk membangun saling percaya dan menemukan kesepakatan.

Ketua DPR, Mike Johnson dari Partai Republik, berencana mengadakan konferensi pers di Capitol pada Senin pagi, dan diperkirakan akan menegaskan kembali posisi Partai Republik. Sementara itu, DPR kemungkinan besar tidak akan mengadakan pertemuan minggu ini, dan fokus beralih ke Senat, di mana diharapkan memainkan peran kunci dalam mencapai kesepakatan di Kongres yang dipimpin oleh Partai Republik.

Meskipun anggota Dewan Perwakilan Rakyat sementara tidak hadir, pemimpin kedua partai hampir setiap hari mengadakan konferensi pers, menjelaskan pandangan masing-masing, dan berusaha untuk melemparkan tanggung jawab atas penutupan pemerintah kepada pihak lain. Permainan politik semacam ini tidak hanya gagal menyelesaikan masalah, tetapi malah memperdalam perpecahan.

Partai Demokrat tetap menuntut pemulihan subsidi asuransi kesehatan untuk jutaan keluarga, sementara Trump berharap untuk mempertahankan tingkat pengeluaran yang ada. Trump percaya bahwa, karena risiko terhadap pekerjaan, infrastruktur federal, dan proyek energi, Partai Demokrat pada akhirnya akan terpaksa mengalah.

Kekacauan politik ini terjadi pada masa ketidakpastian ekonomi, memicu kekhawatiran di pasar. Para analis menunjukkan bahwa penghentian pemerintah yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan mempengaruhi kepercayaan investor.

Seiring dengan perpanjangan waktu penutupan, semakin banyak pegawai federal yang menghadapi situasi kerja tanpa gaji atau cuti paksa. Ini tidak hanya mempengaruhi kelancaran layanan pemerintah, tetapi juga memberikan tekanan ekonomi pada banyak keluarga.

Para ahli menyerukan kepada pemimpin kedua partai untuk meninggalkan perselisihan partisan dan mengutamakan kepentingan nasional, serta segera mencapai konsensus. Mereka menekankan bahwa berlanjutnya penghentian pemerintah tidak hanya merugikan layanan publik, tetapi juga dapat berdampak jangka panjang pada citra internasional dan prospek ekonomi Amerika Serikat.

Seiring dengan perkembangan situasi, publik semakin kehilangan kesabaran terhadap kemampuan pemimpin politik dalam menyelesaikan masalah. Masyarakat berharap melihat kemajuan negosiasi yang substansial, bukan saling menyalahkan yang tak ada habisnya. Penyelesaian kebuntuan politik ini tidak hanya berkaitan dengan operasi normal pemerintah, tetapi juga berkaitan dengan efektivitas dan kredibilitas sistem demokrasi Amerika.