Dalam konteks perubahan terus-menerus dalam pola ekonomi global, "de-dollarization" telah menjadi topik hangat di pasar keuangan internasional. Namun, laporan terbaru yang dirilis oleh JPMorgan memberikan pandangan yang mengejutkan: penggunaan luas stablecoin tidak hanya tidak akan mempercepat proses de-dollarization, tetapi mungkin malah menjadi pendorong digital yang memperkuat dominasi dolar.
Pernyataan mengejutkan ini mengandung hubungan yang rumit antara aset digital dan sistem mata uang global. Para analis di JPMorgan percaya bahwa popularitas stablecoin kemungkinan akan memperkuat posisi dolar dalam sistem keuangan internasional, bukan melemahkannya. Pandangan ini membalikkan pemahaman banyak orang bahwa aset digital akan menantang hegemoni mata uang tradisional.
Kunci untuk mendukung argumen ini terletak pada hubungan yang tidak terpisahkan antara stablecoin dan dolar AS. Saat ini, sekitar 99% dari total pasokan stablecoin global terikat pada dolar AS atau aset terkait dolar dengan rasio 1:1. Baik USDT yang menguasai pangsa pasar sebesar 70%, maupun USDC yang dikelola oleh perusahaan manajemen aset terkenal, sebagian besar dukungan di baliknya berasal dari surat utang AS, uang tunai dolar, dan perjanjian reverse repo lainnya. Sebagai contoh, dalam cadangan USDT, surat utang negara AS saja sudah mencakup 66,05%.
Keterkaitan yang erat ini menjadikan stablecoin sebenarnya sebagai perpanjangan digital dari dolar, bukan sebagai penggantinya. Seiring dengan semakin luasnya penerapan stablecoin di seluruh dunia, hal ini dapat menarik lebih banyak aliran dana ke dalam sistem dolar, sehingga semakin memperkuat posisi internasional dolar.
Laporan ini dari JPMorgan memberikan kita perspektif baru, mendorong kita untuk memikirkan kembali hubungan kompleks antara aset digital, stablecoin, dan sistem mata uang tradisional. Ini mengingatkan kita bahwa saat mengevaluasi dampak teknologi keuangan yang muncul terhadap lanskap ekonomi global, kita perlu keluar dari pola pikir yang kaku dan menganalisis potensi dampaknya secara menyeluruh dan mendalam.
Seiring dengan perkembangan ekonomi digital yang terus menerus, stablecoin sebagai jembatan antara keuangan tradisional dan dunia digital, perannya dan pengaruhnya layak untuk terus kita perhatikan. Dalam beberapa tahun ke depan, stablecoin mungkin akan mendorong aliran dana senilai triliunan dolar ke dalam sistem dolar, tren ini dan dampaknya yang mendalam terhadap tatanan keuangan global, tanpa diragukan lagi akan menjadi isu utama yang diperhatikan oleh kalangan keuangan dan pembuat kebijakan.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
16 Suka
Hadiah
16
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LiquidationOracle
· 5jam yang lalu
usdt adalah MVP dari dolar AS
Lihat AsliBalas0
quiet_lurker
· 10-08 04:51
Orang Amerika ini benar-benar bermain dengan cara yang luar biasa.
Lihat AsliBalas0
DegenWhisperer
· 10-08 04:50
Adik perempuan mengerti, ikan besar tetap memakan ikan kecil.
Dalam konteks perubahan terus-menerus dalam pola ekonomi global, "de-dollarization" telah menjadi topik hangat di pasar keuangan internasional. Namun, laporan terbaru yang dirilis oleh JPMorgan memberikan pandangan yang mengejutkan: penggunaan luas stablecoin tidak hanya tidak akan mempercepat proses de-dollarization, tetapi mungkin malah menjadi pendorong digital yang memperkuat dominasi dolar.
Pernyataan mengejutkan ini mengandung hubungan yang rumit antara aset digital dan sistem mata uang global. Para analis di JPMorgan percaya bahwa popularitas stablecoin kemungkinan akan memperkuat posisi dolar dalam sistem keuangan internasional, bukan melemahkannya. Pandangan ini membalikkan pemahaman banyak orang bahwa aset digital akan menantang hegemoni mata uang tradisional.
Kunci untuk mendukung argumen ini terletak pada hubungan yang tidak terpisahkan antara stablecoin dan dolar AS. Saat ini, sekitar 99% dari total pasokan stablecoin global terikat pada dolar AS atau aset terkait dolar dengan rasio 1:1. Baik USDT yang menguasai pangsa pasar sebesar 70%, maupun USDC yang dikelola oleh perusahaan manajemen aset terkenal, sebagian besar dukungan di baliknya berasal dari surat utang AS, uang tunai dolar, dan perjanjian reverse repo lainnya. Sebagai contoh, dalam cadangan USDT, surat utang negara AS saja sudah mencakup 66,05%.
Keterkaitan yang erat ini menjadikan stablecoin sebenarnya sebagai perpanjangan digital dari dolar, bukan sebagai penggantinya. Seiring dengan semakin luasnya penerapan stablecoin di seluruh dunia, hal ini dapat menarik lebih banyak aliran dana ke dalam sistem dolar, sehingga semakin memperkuat posisi internasional dolar.
Laporan ini dari JPMorgan memberikan kita perspektif baru, mendorong kita untuk memikirkan kembali hubungan kompleks antara aset digital, stablecoin, dan sistem mata uang tradisional. Ini mengingatkan kita bahwa saat mengevaluasi dampak teknologi keuangan yang muncul terhadap lanskap ekonomi global, kita perlu keluar dari pola pikir yang kaku dan menganalisis potensi dampaknya secara menyeluruh dan mendalam.
Seiring dengan perkembangan ekonomi digital yang terus menerus, stablecoin sebagai jembatan antara keuangan tradisional dan dunia digital, perannya dan pengaruhnya layak untuk terus kita perhatikan. Dalam beberapa tahun ke depan, stablecoin mungkin akan mendorong aliran dana senilai triliunan dolar ke dalam sistem dolar, tren ini dan dampaknya yang mendalam terhadap tatanan keuangan global, tanpa diragukan lagi akan menjadi isu utama yang diperhatikan oleh kalangan keuangan dan pembuat kebijakan.