Pasar Aset Kripto baru-baru ini mengalami gejolak yang tajam, yang dampaknya mencakup dua dimensi on-chain dan off-chain. Sumber badai ini dapat ditelusuri kembali ke penurunan harga Ethereum (ETH), yang kemudian memicu serangkaian reaksi berantai.
Di tingkat on-chain, penurunan ETH mendorong penurunan harga banyak koin alternatif dalam ekosistem terkait. Fenomena ini mendorong pembuat pasar untuk mulai menutup posisi, yang pada gilirannya memperburuk penurunan ETH. Selanjutnya, terjadi likuidasi berantai dari posisi pinjaman siklikal, yang menyebabkan guncangan serius pada pengikatan stablecoin USDE. Untuk menghadapi situasi ini, pembuat pasar terpaksa menjual USDE untuk menutupi posisi ETH, namun tindakan ini malah mendorong penurunan lebih lanjut dari ETH dan USDE, yang pada akhirnya mengakibatkan penyusutan likuiditas pasar yang tajam.
Pasar off-chain juga tidak luput dari kesulitan. Berbagai aset kripto berbasis jaminan muncul dengan fenomena kehilangan peg, beberapa bursa mengalami downtime karena tidak mampu menahan tekanan perdagangan yang besar. Hal ini tidak hanya memicu ledakan likuidasi dari pinjaman berulang dan kontrak, tetapi juga menyebabkan para pembuat pasar secara kolektif menghentikan penawaran. Dalam situasi ekstrem ini, harga banyak token mengalami penurunan tajam, bahkan mendekati nol. Keruntuhan likuiditas pasar akhirnya membuat sejumlah besar investor yang terlibat dalam perdagangan kontrak mengalami kerugian besar.
Kekacauan pasar kali ini mengungkapkan kelemahan ekosistem Aset Kripto, sekaligus menyoroti pentingnya manajemen risiko dalam investasi aset digital. Menghadapi fluktuasi pasar yang begitu tajam, investor perlu tetap waspada, mengevaluasi risiko dengan hati-hati, dan merumuskan strategi investasi yang wajar. Selain itu, peristiwa ini juga memberikan pelajaran berharga untuk perbaikan regulasi dan mekanisme stabilitas di pasar Aset Kripto.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pasar Aset Kripto baru-baru ini mengalami gejolak yang tajam, yang dampaknya mencakup dua dimensi on-chain dan off-chain. Sumber badai ini dapat ditelusuri kembali ke penurunan harga Ethereum (ETH), yang kemudian memicu serangkaian reaksi berantai.
Di tingkat on-chain, penurunan ETH mendorong penurunan harga banyak koin alternatif dalam ekosistem terkait. Fenomena ini mendorong pembuat pasar untuk mulai menutup posisi, yang pada gilirannya memperburuk penurunan ETH. Selanjutnya, terjadi likuidasi berantai dari posisi pinjaman siklikal, yang menyebabkan guncangan serius pada pengikatan stablecoin USDE. Untuk menghadapi situasi ini, pembuat pasar terpaksa menjual USDE untuk menutupi posisi ETH, namun tindakan ini malah mendorong penurunan lebih lanjut dari ETH dan USDE, yang pada akhirnya mengakibatkan penyusutan likuiditas pasar yang tajam.
Pasar off-chain juga tidak luput dari kesulitan. Berbagai aset kripto berbasis jaminan muncul dengan fenomena kehilangan peg, beberapa bursa mengalami downtime karena tidak mampu menahan tekanan perdagangan yang besar. Hal ini tidak hanya memicu ledakan likuidasi dari pinjaman berulang dan kontrak, tetapi juga menyebabkan para pembuat pasar secara kolektif menghentikan penawaran. Dalam situasi ekstrem ini, harga banyak token mengalami penurunan tajam, bahkan mendekati nol. Keruntuhan likuiditas pasar akhirnya membuat sejumlah besar investor yang terlibat dalam perdagangan kontrak mengalami kerugian besar.
Kekacauan pasar kali ini mengungkapkan kelemahan ekosistem Aset Kripto, sekaligus menyoroti pentingnya manajemen risiko dalam investasi aset digital. Menghadapi fluktuasi pasar yang begitu tajam, investor perlu tetap waspada, mengevaluasi risiko dengan hati-hati, dan merumuskan strategi investasi yang wajar. Selain itu, peristiwa ini juga memberikan pelajaran berharga untuk perbaikan regulasi dan mekanisme stabilitas di pasar Aset Kripto.