Pada 10 Oktober 2025, yang awalnya diharapkan menjadi awal yang baik untuk "Uptober" di pasar Aset Kripto, tiba-tiba berubah menjadi badai keuangan yang mendebarkan. Sebuah berita mendadak tentang kebijakan perdagangan internasional, seperti bom besar, memicu kepanikan di pasar keuangan global, menyebabkan aset berisiko mengalami dumping besar-besaran.

Dalam gejolak pasar yang disebut sebagai "Reset Besar Leverage 2025" oleh industri, bidang Aset Kripto mengalami dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam satu hari, nilai pasar Aset Kripto yang hilang mencapai 450 miliar USD, jumlah likuidasi kontrak di seluruh jaringan melebihi 19 miliar USD, dan sekitar 1,66 juta investor mengalami likuidasi dalam volatilitas pasar yang ekstrem ini.

Kejatuhan pasar dimulai selama sesi perdagangan saham Amerika, dan kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh pasar keuangan global seperti efek domino. Sebagai pemimpin pasar Aset Kripto, Bitcoin yang pertama kali terkena dampak, turun drastis dari titik tertinggi hari itu sebesar 121,300 dolar AS menjadi 105,000 dolar AS, dengan penurunan terbesar dalam satu hari melebihi 13%, mencatatkan rekor penurunan terbesar dalam satu hari dalam hampir enam bulan.

Kinerja Ethereum lebih parah, dari puncak $4363 terjun bebas langsung ke $3468, dengan penurunan lebih dari 20%. Aset Kripto utama lainnya juga tidak luput dari kesulitan, seperti SOL, XRP, dan lainnya mengalami penurunan besar antara 15% hingga 30%.

Kejatuhan pasar yang tiba-tiba ini telah menghancurkan sepenuhnya harapan optimis investor terhadap "Uptober". Ironisnya, di awal minggu ini, Bitcoin bahkan mencetak rekor tertinggi baru di 126,250 dolar. Dalam beberapa hari saja, suasana pasar beralih dari sangat optimis menjadi sangat pesimis, yang sepenuhnya mencerminkan volatilitas tinggi di pasar Aset Kripto.

Dengan fluktuasi pasar yang tajam, serangkaian reaksi berantai juga mengikuti. Beberapa stablecoin mengalami fenomena decoupling sementara, dan beberapa bursa Aset Kripto utama juga mengalami masalah teknis akibat lonjakan volume perdagangan, yang semakin memperburuk sentimen ketakutan di pasar.