Gubernur bank sentral Jepang baru-baru ini menavigasi jalur politik yang rumit. Kazuo Ueda berhasil meyakinkan Perdana Menteri Takaichi untuk mendukung kenaikan suku bunga pada bulan Desember—sebuah pencapaian besar mengingat setahun lalu ia secara terbuka menyebut kenaikan suku bunga sebagai tindakan bodoh. Argumen andalannya? Menyoroti dua ancaman utama: inflasi yang meningkat dan pelemahan yen. Manuver diplomatik ini menunjukkan bahwa keputusan kebijakan moneter kini semakin membutuhkan kelihaian politik, terutama ketika tekanan ekonomi meningkat dan stabilitas mata uang menjadi taruhannya.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LiquidationWatcher
· 18jam yang lalu
Benar-benar, kemampuan politiknya semakin lihai, gubernur bank sentral sekarang seperti diplomat.
Lihat AsliBalas0
HashRatePhilosopher
· 18jam yang lalu
Politikus memang seperti itu, begitu arah angin berubah langsung mengganti pernyataan. Operasi Ueda ini benar-benar layak jadi contoh di buku teks, langsung mengenai titik vital dengan menggunakan inflasi dan yen sebagai dua poin utama.
Lihat AsliBalas0
DeepRabbitHole
· 18jam yang lalu
Semuanya permainan politik, gubernur bank sentral memaksakan narasi bahwa kenaikan suku bunga adalah penyelamat, padahal setahun lalu tokoh pasar bilang menaikkan suku bunga itu bodoh, sekarang malah mendukung. Muka tembok banget... ngakak.
Lihat AsliBalas0
OnlyOnMainnet
· 18jam yang lalu
Ha, inilah permainan politik, setahun yang lalu bilang menaikkan suku bunga itu bodoh, sekarang bisa berubah total, benar-benar keterlaluan.
Lihat AsliBalas0
SchrodingersPaper
· 18jam yang lalu
Haha benar sekali, setahun yang lalu dibilang bodoh, sekarang malah harus melakukannya, permainan politik ini benar-benar luar biasa.
Gubernur bank sentral Jepang baru-baru ini menavigasi jalur politik yang rumit. Kazuo Ueda berhasil meyakinkan Perdana Menteri Takaichi untuk mendukung kenaikan suku bunga pada bulan Desember—sebuah pencapaian besar mengingat setahun lalu ia secara terbuka menyebut kenaikan suku bunga sebagai tindakan bodoh. Argumen andalannya? Menyoroti dua ancaman utama: inflasi yang meningkat dan pelemahan yen. Manuver diplomatik ini menunjukkan bahwa keputusan kebijakan moneter kini semakin membutuhkan kelihaian politik, terutama ketika tekanan ekonomi meningkat dan stabilitas mata uang menjadi taruhannya.