Melihat ke belakang, abad lalu memberi kita ledakan kreativitas mentah—gerakan seni baru, genre musik yang inovatif, filosofi desain yang revolusioner. Melompat ke hari ini? Kita hidup di era remix dan reboot tanpa akhir. Segalanya terasa seperti kilas balik, anggukan nostalgia pada apa yang pernah ada sebelumnya, hanya dibungkus dalam kemasan digital.
Bukan berarti inovasi sudah mati—hanya saja ia mengenakan kostum yang berbeda. Kita mengambil potongan-potongan dari masa lalu, menggabungkannya dengan teknologi baru, dan menyebutnya segar. Kadang-kadang hasilnya brilian. Di lain waktu, rasanya kita terjebak dalam lingkaran, menggulir referensi yang sama berulang kali.
Mungkin itulah konsekuensi dari memiliki akses tanpa batas ke segala sesuatu yang pernah diciptakan. Orisinalitas menjadi lebih sulit ketika seluruh arsip budaya hanya berjarak satu klik.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
MEVEye
· 6jam yang lalu
Sejujurnya, sekarang ini kreativitas hanya mengemas ulang hal-hal lama, dibungkus dengan teknologi lalu berani disebut inovasi, sampai-sampai bikin jenuh banget.
Lihat AsliBalas0
BlockchainBard
· 12-05 17:02
Sejujurnya, inilah harga dari ledakan informasi, segala sesuatu bisa ditemukan tapi justru tidak bisa menciptakan apa-apa.
Lihat AsliBalas0
ImpermanentTherapist
· 12-05 17:01
Jujur saja, memang nggak salah sih, tapi pada akhirnya semua ini karena persaingan internal, biaya berkreasi terlalu tinggi, sedangkan biaya meniru, mengubah, dan merakit itu paling rendah.
Lihat AsliBalas0
On-ChainDiver
· 12-05 16:48
Sebenarnya ini karena kelebihan informasi membuat orang jadi mati rasa, kreativitas yang sejati sudah lama dikuras habis.
Lihat AsliBalas0
FlashLoanKing
· 12-05 16:46
Nah, inilah kenyataan sebenarnya dari kekeringan ide di web3, kita semua hanya mengulang-ulang hal lama.
Melihat ke belakang, abad lalu memberi kita ledakan kreativitas mentah—gerakan seni baru, genre musik yang inovatif, filosofi desain yang revolusioner. Melompat ke hari ini? Kita hidup di era remix dan reboot tanpa akhir. Segalanya terasa seperti kilas balik, anggukan nostalgia pada apa yang pernah ada sebelumnya, hanya dibungkus dalam kemasan digital.
Bukan berarti inovasi sudah mati—hanya saja ia mengenakan kostum yang berbeda. Kita mengambil potongan-potongan dari masa lalu, menggabungkannya dengan teknologi baru, dan menyebutnya segar. Kadang-kadang hasilnya brilian. Di lain waktu, rasanya kita terjebak dalam lingkaran, menggulir referensi yang sama berulang kali.
Mungkin itulah konsekuensi dari memiliki akses tanpa batas ke segala sesuatu yang pernah diciptakan. Orisinalitas menjadi lebih sulit ketika seluruh arsip budaya hanya berjarak satu klik.