Pasar kripto mengalami koreksi, banyak orang mulai beralih ke saham dan logam mulia, mengejar aset yang sudah naik. Jelas saja, ini adalah contoh klasik dari mengikuti kenaikan dan menjual saat turun—melihat orang lain menghasilkan uang lalu ikut-ikutan masuk, padahal biasanya kerugiannya paling cepat.

Masalah utama dari tindakan ini adalah sama sekali bertentangan dengan logika dasar alokasi aset. Tantangan sebenarnya dalam berinvestasi bukanlah mengikuti tren jangka pendek, tetapi menata portofolio jangka panjang berdasarkan hubungan risiko dan imbal hasil.

Mari kita lihat karakteristik dari tiga jenis aset ini. Saham dan logam mulia cenderung menunjukkan performa yang cukup baik selama periode stabil, volatilitasnya tidak terlalu besar, tetapi jujur saja, tingkat pengembalian jangka panjangnya sebenarnya terbatas. Sedangkan mata uang kripto sangat berbeda—dalam pasar bullish, imbal hasilnya bisa jauh melampaui aset tradisional, tetapi biayanya adalah volatilitas yang lebih ekstrem. Berdasarkan data dari 2015-2024, potensi pengembalian mata uang kripto memang secara signifikan melebihi aset tradisional, tetapi risiko penurunan juga jauh lebih besar. Apakah ini cocok untuk Anda tergantung pada seberapa besar risiko yang mampu Anda tanggung.

Situasi pasar saat ini cukup menarik. Saham dan logam mulia sudah mengalami kenaikan yang cukup besar, valuasinya sudah berada di posisi relatif tinggi; sementara itu, mata uang kripto masih di posisi rendah, dan fundamentalnya terus membaik. Inilah saat yang tepat untuk menguji kebijaksanaan investasi.

Pepatah lama tentang alokasi aset mengatakan "Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang," tetapi yang lebih penting sebenarnya adalah "Berpindah di antara siklus valuasi aset yang berbeda." Strategi yang benar-benar cerdas adalah menggabungkan aset tradisional yang sudah naik tinggi dengan aset kripto yang masih di posisi rendah—menggunakan stabilitas aset tradisional sebagai dasar, sekaligus memanfaatkan potensi pertumbuhan dari aset kripto untuk menangkap peluang kenaikan di masa depan. Inilah yang disebut alokasi yang rasional.