Menantikan pasar tengah malam, detak jantung semakin cepat seakan akan meledak—saya juga pernah mengalami hari-hari di mana pasar berulang kali menyiksa. Dari akun yang awalnya enam digit turun terus mendekati nol, saya akhirnya mengerti satu hal yang paling sederhana: yang menyelamatkan diri bukanlah indikator teknikal ajaib, melainkan beberapa garis bawah yang didapat dari pelajaran pahit.

**Kuncinya adalah disiplin, bukan prediksi**

Pertama, hanya beraksi di titik yang sudah saya tetapkan sebelumnya. Saya sudah lama menyingkirkan rasa takut kehilangan kesempatan. Pasar selalu bergerak maju, tapi jika modal hilang, permainan benar-benar selesai. Sekarang saya hanya beraksi dalam rentang harga yang sudah direncanakan, bahkan saat pasar sangat menarik sekalipun, saya tahan. Ini bukan self-torture, ini adalah harga untuk tetap hidup.

Kedua, sebelum membuka posisi, harus hitung risiko dulu baru lihat potensi keuntungan. Berapa kerugian yang bisa ditanggung, di mana stop loss-nya, ini bukan saran atau referensi—ini garis hidup. Hanya dengan bertahan sampai gelombang pasar berikutnya, saya layak bicara tentang membalikkan keadaan.

Keuntungan harus diambil secara bertahap, jangan hanya diam di atas kertas dan bermimpi. Dengan susah payah mendapatkan keuntungan, saya akan mencairkan sebagian secara bertahap untuk mengunci profit, sisanya dilindungi dengan trailing stop. Dengan cara ini, saya bisa mengikuti gelombang tren dan juga mencegah keuntungan yang sudah didapat hilang begitu saja.

Terakhir, tanpa sinyal yang jelas, harus sabar menunggu. Rasa ingin cepat bertindak dan cemas adalah musuh terbesar trader. Setiap transaksi harus didukung oleh aturan, bukan sekadar perasaan atau emosi. Pasar tidak pernah kekurangan peluang, yang kurang adalah kesabaran untuk tetap duduk dan menunggu.

Senjata rahasia trader ritel sesungguhnya sangat sederhana: tahan, sabar, dan tepat dalam masuk posisi. Dalam gelombang dan perubahan pasar kripto ini, ketiga hal ini jauh lebih berguna daripada teori canggih apa pun.