Para teman yang pernah melakukan trading kuantitatif pasti pernah mengalami hal memalukan ini: Pada waktu yang sama, satu bursa utama melaporkan harga BTC sebesar 95000, sementara platform besar lainnya melaporkan 95200, bahkan beberapa bursa kecil sampai menjerit ke 96000. Melihat selisih harga ini, jika hanya mengandalkan feeling untuk memilih harga dan membuat strategi, besar kemungkinan akan dirampok oleh arbitrator. Tapi jika harus membangun sistem sendiri untuk menggabungkan data ini dan mengatasi nilai abnormal? Biaya yang diperlukan sangat tinggi dan sama sekali tidak realistis.

Situasi di blockchain bahkan lebih berbahaya. Likuidasi protokol DeFi, penyelesaian opsi, penentuan pasar prediksi, semuanya bergantung pada harga yang disediakan oleh oracle. Jika harga salah, bisa berakibat kerugian ratusan juta dolar AS akibat kesalahan operasional. Jadi, penggabungan data oracle jauh lebih kompleks daripada sekadar menghitung rata-rata.

Beberapa solusi oracle sudah menarik data harga dari 161 sumber data berbeda. Angka ini terdengar menakutkan, tapi tantangan sebenarnya adalah: bagaimana menggabungkan 161 harga ini menjadi satu harga akhir yang terpercaya, tahan manipulasi, tidak terpengaruh nilai abnormal, dan cukup real-time?

Mengapa harus sebanyak ini sumber data? Secara teori, cukup hanya mengandalkan harga dari dua atau tiga bursa utama, karena likuiditasnya sudah cukup. Tapi kenyataannya, performa aset yang berbeda di platform berbeda sangat berbeda. Beberapa altcoin di satu bursa sangat likuid, di platform lain mungkin tidak ada sama sekali. Untuk aset seperti stablecoin, harga di DEX tertentu bahkan bisa lebih akurat daripada di bursa terpusat. Struktur pasar yang fragmentasi ini menentukan bahwa oracle harus mengumpulkan data secara luas agar bisa menghindari bias informasi lokal.