Tahun lalu, pasar logam mulia bisa dibilang luar biasa: emas melonjak hampir 70% sepanjang tahun mencetak rekor tertinggi, perak bahkan lebih agresif, melonjak 140% dan berhasil menjadi pusat perhatian pasar. Sebaliknya, Bitcoin justru turun lebih dari 30%, menunjukkan kontras yang jelas.

Mengapa bisa begitu? Emas sudah lama bukan sekadar alat lindung nilai inflasi tradisional. Emas adalah aset safe haven kedaulatan yang didukung oleh cadangan emas nyata dari bank sentral, sifatnya sebagai mata uang keras tidak tergoyahkan, 43% lembaga bank sentral terus menambah posisi mereka, ini adalah dukungan di balik tren besar ini.

Sedangkan perak sama sekali mengikuti logika yang berbeda. Permintaan industri menyumbang 60%, instalasi panel surya yang gila-gilaan, permintaan chip AI yang meledak, penjualan kendaraan energi baru yang panas, semua jalur ini tidak lepas dari perak. Situasi kekurangan pasokan selama empat tahun berturut-turut langsung mendorong harga spot naik.

Namun, jangan terlalu tinggi menilai tren ini: karakter pasar kecil yang jelas, masuknya uang cepat dari kripto terus-menerus, volatilitas jangka pendek sangat tinggi. Tekanan teknikal emas berada di kisaran 4560-4570 atau dekat 4613, support di 4500-4514 dan 4425; ruang kenaikan perak masih ada, tetapi juga harus waspada terhadap volatilitas tinggi.

Perubahan zaman seperti ini, pegang teguh logika fundamental, kendalikan posisi, begitu ada koreksi, itu adalah peluang masuk pasar.