Harga perak dalam kenaikan ini bukan didorong oleh spekulasi, tetapi didukung oleh pasokan nyata di belakangnya. Melihat secara global, China menguasai 60%-70% dari kapasitas produksi perak yang diproses, dan mulai Januari 2026, aturan ekspor akan mengalami pembaruan: hanya perusahaan bersertifikat dengan produksi tahunan di atas 80 ton yang dapat melanjutkan ekspor. Langkah ini secara langsung menghambat saluran pasokan perak global.

Melihat data menjadi lebih jelas. Ketatnya pasokan telah berlangsung selama lima tahun, dan pada 2025, kekurangannya akan melebihi 100 juta ons. Stok COMEX telah menurun sebesar 70% dalam lima tahun, dan stok gudang di China mencapai level terendah sejak 2015, bahkan beberapa daerah hanya mampu bertahan selama 30 hari. Permintaan juga tidak menunjukkan penurunan, dari aplikasi industri hingga perlindungan nilai, minat terhadap perak terus meningkat. Bahkan Elon Musk sempat mengeluhkan risiko kekurangan pasokan melalui cuitan—ini cukup menunjukkan bahwa perak memiliki nilai strategis di era baru.

Ini adalah peluang kunci bagi dunia kripto. Jalur RWA sudah mulai bergerak, Hong Kong telah meluncurkan proyek tokenisasi perak pertama, memungkinkan investor biasa untuk berpartisipasi dalam pengelolaan logam mulia dengan hambatan yang lebih rendah. Di tengah pasar logam mulia yang sedang panas dan tekanan keluar dana dari dunia kripto, produk tokenisasi aset nyata ini sangat mengisi kekosongan—memenuhi kebutuhan investor akan aset yang pasti sekaligus menyuntikkan dana tambahan ke dalam ekosistem koin. Tokenisasi perak bukan hanya inovasi teknologi, tetapi juga jembatan penting yang menghubungkan pasar komoditas tradisional dengan dunia Web3.