Pasar logam mulia akhir-akhir ini sangat gaduh. Performa perak terutama sangat tidak masuk akal—pada hari Minggu sempat menyentuh sekitar @83.75@ dolar AS, mencatat rekor tertinggi sepanjang masa. Emas juga tidak diam saja, harganya langsung menuju @4530@ dolar AS. Tapi ini belum bagian yang paling gila.

Yang benar-benar mengejutkan adalah ritme volatilitas perak. Sekitar pukul 6 sore waktu Timur AS, setelah pasar berjangka baru buka selama 20 menit, perak melonjak dengan cepat, dalam satu jam saja naik 6%. Hasilnya, sekitar pukul 7:30, harganya turun drastis lagi, kehilangan 10% dari kenaikan dalam waktu 70 menit. Volatilitas yang ekstrem ini, jujur saja, bahkan lebih tidak masuk akal daripada banyak mata uang kripto.

Mengapa bisa begitu? Pada akhirnya, ini semua karena ekspektasi makroekonomi yang sedang bermain-main. Melihat calon Ketua Federal Reserve yang baru akan naik ke kursi, pasar secara umum memperkirakan kebijakan akan jauh lebih longgar daripada sekarang. Begitu suku bunga benar-benar turun, hasil dari investasi obligasi tidak lagi menarik, dan para investor secara alami akan beralih ke komoditas seperti emas dan perak.

Yang menarik adalah, meskipun logam mulia selalu dianggap sebagai aset yang stabil, volatilitas perak sebenarnya jauh lebih tinggi daripada emas. Tren ini juga membuktikan hal tersebut—emas naik, perak malah gila-gilaan.

Sebaliknya, pasar mata uang kripto akhir-akhir ini menunjukkan performa yang agak lesu. Tampaknya, di tengah gelombang besar pasar logam mulia ini, aset kripto sementara belum mampu mengikuti irama. Ini memberi kita sudut pandang yang menarik: apakah logam mulia yang sedang mengejar ketertinggalan, atau pasar kripto yang sedang melakukan penyesuaian? Pasar akhirnya akan memberikan jawabannya.