Senin, Bitcoin dengan cepat menembus batas 90.000 dolar AS, menyegarkan titik tertinggi minggu ini. Seiring dengan itu, emas dan perak juga secara berturut-turut mencatat rekor tertinggi, menunjukkan peningkatan yang jelas dalam suasana perlindungan risiko investor menjelang akhir tahun. Beberapa hari lagi sebelum jendela "perilaku Santa Claus" ditutup, pasar fokus pada apakah akan ada dana tambahan yang masuk pada awal Januari, sehingga dapat mengaktifkan kembali momentum rebound pasar kripto.

Dari data spesifik, Bitcoin diperdagangkan di sekitar 90.032 dolar AS, naik 2,4% dibandingkan hari sebelumnya. Ethereum, yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar kedua, dipatok pada 3.038 dolar AS, dengan kenaikan 2,93%; Ripple juga tidak mau kalah, naik 2,18% menjadi 1,9162 dolar AS. Di balik angka-angka hijau ini, tersembunyi sebuah realitas yang halus.

Harga pembukaan Bitcoin di awal tahun ditetapkan di 93.374 dolar AS. Untuk mencapai hasil positif di akhir tahun 2025, Bitcoin masih perlu naik 6,24% agar bisa bangkit kembali. Hanya tersisa 3 hari jendela waktu untuk menyelesaikan tugas ini, jika tidak, akan berakhir dengan kerugian tahunan—ini akan menjadi kerugian tahunan pertama dalam setengah tahun terakhir.

Mari kita tinjau kembali beberapa bulan terakhir: Oktober tahun lalu, Bitcoin mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di 125.000 dolar AS, kemudian terjadi kejatuhan pasar yang jarang terjadi yang sepenuhnya membalikkan keadaan. Dari puncak hingga saat ini, penurunannya telah mencapai sekitar 30%. Meskipun pada November, Bitcoin membentuk dukungan di sekitar 80.000 dolar AS, apakah dasar ini akan bertahan, para analis memiliki pendapat yang berbeda.

Inti dari perdebatan internal pasar adalah: Apakah pasar bullish Bitcoin sudah berakhir, atau hanya sedang dalam fase koreksi? Apakah akan rebound atau terus menurun? Jawabannya mungkin tergantung pada arah ekonomi makro dan bagaimana likuiditas pasar berkembang. Pertarungan ini baru saja dimulai.