Di era modern, investasi dan pengelolaan keuangan semakin diminati masyarakat. Meski begitu, bagi banyak orang, investasi dan manajemen keuangan sering kali terasa asing dan membingungkan. Aspek waktu—terutama kapan membeli dan menjual—selalu menjadi tantangan bagi trader maupun investor, apalagi di pasar kripto yang sangat volatil. Tanpa strategi yang tepat, investor mudah mengalami kerugian di tengah fluktuasi pasar.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, trader dapat memilih berbagai strategi investasi agar mampu mengidentifikasi peluang beli dan jual secara efektif. Salah satu strategi yang populer adalah auto-investment, yaitu pembelian aset portofolio secara rutin dengan nominal tetap, sehingga memungkinkan pengelolaan investasi secara pasif.
Kursus ini akan membahas lebih mendalam mengenai strategi auto-investment, mulai dari konsep dasar, prinsip operasional, terminologi terkait, hingga analisis kelebihan dan kekurangannya. Tujuan utama kursus ini adalah agar Anda memahami dan mampu mengimplementasikan strategi auto-investment. Melalui pembahasan ini, Anda diharapkan memperoleh pemahaman menyeluruh tentang auto-investment sebagai fondasi untuk aktivitas investasi dan pengelolaan keuangan Anda ke depan.
Auto-investment merupakan strategi investasi dengan cara membeli aset investasi secara berkala pada interval tertentu menggunakan dana dengan nominal yang sama. Tujuannya adalah mengurangi dampak fluktuasi harga dan risiko melalui pembelian bertahap. Semakin sering auto-investment dilakukan, biaya akumulasi kepemilikan Anda akan dirata-rata. Strategi ini juga dikenal sebagai Dollar Cost Averaging (DCA).
Investor yang menerapkan strategi ini biasanya mengurangi jumlah pembelian saat harga aset naik demi menghindari posisi tinggi, dan menambah jumlah pembelian ketika harga turun untuk menekan biaya rata-rata serta memaksimalkan potensi profit ketika harga kembali naik. Strategi auto-investment efektif dalam merata-rata biaya investasi, mengurangi risiko terjebak, dan meningkatkan peluang masuk di level harga yang lebih menguntungkan.
Secara singkat, auto-investment adalah strategi pasif. Dibandingkan strategi aktif, auto-investment unggul karena mudah digunakan, risiko relatif lebih rendah, dan hasil jangka panjang yang lebih stabil. Pengguna tidak perlu memantau pergerakan harga secara intens; cukup menjalankan rencana investasi yang telah ditetapkan, sehingga sangat cocok untuk investor pemula.
DCA adalah prototipe strategi auto-investment klasik yang ditentukan oleh dua variabel utama: frekuensi investasi dan nominal investasi per transaksi. Frekuensi investasi menentukan seberapa sering pembelian dilakukan selama periode investasi, sedangkan nominal investasi memengaruhi biaya rata-rata saat membuka posisi dengan strategi auto-investment. Terlepas dari pergerakan harga aset, strategi ini mengedepankan prinsip beli dan HODL sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Dalam jangka panjang, harga pembelian akan mendekati rata-rata harga pasar aset tersebut selama periode investasi.
Pada tabel berikut, DCA bulanan sebesar 10 USDT digunakan untuk membeli coin B. Ketika harga naik, jumlah pembelian berkurang, sementara saat harga turun, jumlah pembelian bertambah. Meskipun investor dapat mengalami kerugian saat harga turun, hasil yang lebih tinggi dapat diperoleh ketika harga kembali naik berkat tambahan posisi.

Value averaging adalah strategi investasi yang mirip auto-investment namun berbeda dari DCA karena jumlah pembelian disesuaikan berdasarkan perubahan harga aset. Strategi ini menargetkan nominal investasi setiap periode. Setelah periode tertentu, nominal investasi disesuaikan berdasarkan selisih antara harga aset periode sebelumnya dan target, sehingga distribusi investasi merata.
Saat harga aset turun, nominal investasi ditambah, sedangkan saat harga naik, nominal investasi dikurangi. Investor harus menghitung secara cermat jumlah investasi sebelum tiap periode agar tidak membeli posisi secara berlebihan.
Contohnya, Anda menargetkan peningkatan posisi BTC sebesar 100 USDT per bulan. Jika nilai kepemilikan Bitcoin naik 50 USDT di bulan sebelumnya, Anda cukup menambah 50 USDT untuk memenuhi target bulanan. Sebaliknya, jika nilai kepemilikan turun 50 USDT di bulan berikutnya, Anda perlu menambah 150 USDT agar target bulanan tercapai.
Rolling investing adalah strategi investasi rutin dan otomatis berdasarkan volatilitas harga aset. Strategi ini lebih fleksibel daripada value averaging karena memungkinkan penambahan investasi saat harga turun maupun naik. Biasanya strategi ini membutuhkan pemantauan pasar secara aktif untuk memanfaatkan tren dan pergerakan harga secara optimal.
Misalnya, bila harga token turun, nominal investasi dapat dikurangi untuk meminimalkan risiko. Jika investasi awal $100 dan harga token turun 10% di periode berikutnya, nominal investasi dikurangi menjadi $90. Jika harga turun lagi, nominal investasi bisa dikurangi lebih jauh, sehingga rata-rata biaya tetap terkendali tanpa menambah posisi berlebih.
Sebaliknya, jika harga token naik menjadi $110 dan tren kenaikan berlanjut, nominal investasi berikutnya dapat ditambah menjadi $110. Dengan rolling investing, investor berupaya meraih gain lebih besar saat pasar sedang trending.
Auto-investment berbasis koin merupakan strategi DCA terbalik yang menggunakan satu cryptocurrency (misal Bitcoin) untuk membeli cryptocurrency lain (seperti ETH atau USDT). Investor menjual sejumlah aset kripto secara tetap untuk mendapatkan mata uang lain pada interval tertentu, misalnya bulanan atau triwulanan.
Contoh, seorang penambang Bitcoin memperoleh pendapatan tetap dalam BTC dan ingin mengambil peluang kenaikan harga ETH. Ia dapat menggunakan 0,01 BTC setiap minggu untuk membeli ETH sebagai bagian dari strategi auto-investment berbasis koin. Tanpa memandang naik-turunnya harga Bitcoin, ia selalu menggunakan nominal BTC yang sama untuk memperoleh cryptocurrency lain.
Dengan menjual Bitcoin secara rutin untuk mendapatkan posisi di cryptocurrency lain, investor bisa memperoleh harga rata-rata pembelian yang lebih baik saat harga mata uang lain turun. Penjualan kepemilikan dapat dilakukan saat harga cryptocurrency lain naik, sehingga hasil berbasis Bitcoin bisa lebih optimal.
Auto-investment sering dianggap sebagai metode investasi pasif, tetapi bukan jaminan kesuksesan. Fungsinya hanya menurunkan hambatan masuk dan mengurangi risiko investasi. Faktor utama profitabilitas tetap bergantung pada pemilihan aset investasi yang memiliki prospek.
Aset yang terus mengalami penurunan hanya akan membuat biaya rata-rata makin murah tanpa peluang balik modal. Hanya aset berkualitas tinggi dengan potensi pertumbuhan berkelanjutan yang layak di-hold untuk jangka panjang. Dengan strategi auto-investment pasif, Anda mendapat keuntungan dari aspek waktu.
Jika periode investasi cukup panjang, trader dapat membuktikan bahwa garis biaya strategi auto-investment akan mendekati moving average harga aset tersebut. Misalnya, investasi rutin pada satu cryptocurrency selama 30 hari berturut-turut akan menghasilkan rata-rata biaya yang mendekati moving average 30 hari harga cryptocurrency tersebut.
Jika harga pasar aset lebih tinggi dari moving average, artinya strategi auto-investment Anda sudah profit. Saat ini, Anda bisa memilih untuk melanjutkan investasi atau mengambil profit. Sebaliknya, jika harga pasar di bawah moving average, posisi Anda sedang rugi dan sebaiknya melanjutkan strategi sampai reversal pasar terjadi.
Karena moving average merupakan garis biaya DCA dalam konteks tertentu, indikator ini dapat dijadikan acuan untuk menjalankan atau menghentikan strategi.

Strategi auto-investment tidak membutuhkan timing masuk yang presisi. Untuk aset berkualitas tinggi dengan tren kenaikan harga jangka panjang, setiap saat bisa menjadi peluang beli. Yang terpenting adalah mampu mengidentifikasi aset blue-chip, bukan menentukan waktu masuk auto-investment. Namun, performa strategi auto-investment tetap bergantung pada biaya akumulasi. Dengan kombinasi analisis fundamental dan teknikal, Anda dapat menemukan harga beli yang relatif rendah untuk meningkatkan profitabilitas strategi.
Jika mengamati sejarah harga pasar cryptocurrency, terlihat bahwa harga mayoritas aset kripto utama sangat berkorelasi dengan Bitcoin. Bitcoin telah mengalami tiga kali halving, sekitar setiap empat tahun sekali, di mana harga mencapai titik tertinggi sekitar satu tahun setelah tiap halving dan titik terendah satu tahun sebelum halving berikutnya. Dengan memanfaatkan siklus harga pasar kripto, investor dapat menjalankan strategi auto-investment jangka panjang secara optimal.
Kelebihan strategi auto-investment:
Meratakan fluktuasi pasar
Auto-investment memungkinkan investor masuk pasar di berbagai periode, sehingga risiko investasi sekaligus pada kondisi pasar yang tidak menguntungkan dapat dihindari. Strategi ini juga membantu meratakan biaya investasi di berbagai kondisi pasar.
Diversifikasi risiko
Investasi besar secara sekaligus berisiko pembelian di harga tinggi atau terkena koreksi pasar. Dengan investasi bertahap, dampak waktu masuk terhadap rata-rata biaya kepemilikan berkurang, sehingga risiko kerugian besar dari satu investasi bisa dihindari.
Mudah dijalankan
Strategi auto-investment memudahkan investor merencanakan investasi sejak awal, sehingga risiko kekurangan dana mendadak dapat dihindari. Tanpa penentuan waktu masuk dan keluar yang rumit, strategi ini cocok untuk investor pemula agar mudah memulai investasi.
Membentuk kebiasaan investasi baik
Auto-investment mendorong investasi jangka panjang yang konsisten, sehingga investor dapat membentuk kebiasaan investasi yang sehat dan memahami dinamika pasar, sekaligus meningkatkan keterampilan investasi mereka.
Kekurangan auto-investment:
Hanya cocok untuk aset blue-chip
Auto-investment tidak sepenuhnya meniadakan risiko pasar seperti penurunan harga atau performa aset yang buruk. Investor harus menunggu secara pasif hingga pasar pulih, sehingga pemilihan aset investasi harus dilakukan dengan hati-hati.
Biaya peluang
Dana yang dialokasikan ke produk auto-investment berpotensi membuat investor melewatkan peluang investasi lain di pasar. Hal ini menyebabkan biaya peluang, karena tingkat perputaran dana lebih rendah dan bisa memengaruhi hasil keuangan.
Dampak jenuh jangka panjang
Ketika jumlah auto-investment bertambah, efek diversifikasi risiko strategi ini akan berkurang. Proporsi dana untuk setiap pembelian dibanding total investasi makin kecil, sehingga diversifikasi risiko tidak maksimal.
Pada pelajaran ini, Anda telah mempelajari konsep dasar auto-investment, yaitu pembelian investasi secara bertahap untuk memperoleh biaya rata-rata dan mengurangi dampak fluktuasi harga maupun risiko. Auto-investment adalah strategi investasi pasif yang banyak digunakan di keuangan tradisional dan menjadi favorit institusi investasi serta manajer dana profesional. Konsistensi membeli dan menahan aset blue-chip jangka panjang dapat membawa hasil investasi yang memuaskan.
Selain metode dollar-cost averaging yang umum, auto-investment bisa berbentuk value averaging maupun rolling investing. Strategi ini mudah diimplementasikan, berisiko relatif rendah, menawarkan hasil stabil jangka panjang, dan membantu membentuk kebiasaan investasi baik. Pada pelajaran berikutnya, Anda akan dipandu secara bertahap untuk melakukan auto-investment di platform Gate.io agar semakin memahami auto-investment secara teori maupun praktik.
Auto-investment adalah strategi investasi pasif berupa pembelian aset secara berkala dengan nominal tetap untuk mendapatkan biaya rata-rata serta mengurangi fluktuasi harga dan risiko.
Strategi ini mudah digunakan, berisiko relatif rendah, serta memberikan hasil stabil jangka panjang, sehingga cocok bagi pemula.
Bentuk strategi auto-investment di antaranya dollar cost averaging (DCA), value averaging, rolling investing, dan lainnya.
Kelebihan auto-investment meliputi rata-rata biaya investasi, diversifikasi risiko, kemudahan penggunaan, dan membentuk kebiasaan investasi yang baik.
Kekurangannya antara lain potensi kehilangan peluang profit cepat, penerapan terbatas pada aset blue-chip, serta masalah dampak jenuh jangka panjang.
Artikel Terkait